Jumat, 30 Agustus 2013

My 24th B'day

Well, it's a little bit late, but I prefer late than never. hehehehe..

Jadi, 20 Agustus kemarin itu, saya genap berusia 24 tahun. Ulang tahun kali ini tidak begitu banyak yang tau karena tanggal ulang tahun saya d Facebook saya hide (supaya ga banyak yang minta traktiran dan ga djailin juga). Tapi, tetep aja ketauan sama temen-temen yang emank udah hafal sama tanggal lahir saya..

Aku bersama gantungan kunci (segede gaban), kue, kotak (kosong), album foto, dan gelas berisi minuman (gratis d pantry kantor) dari Dian dan Mba Novi
Ayo ini Dian yang mana? Mba Novi yang mana?

Hasil kompilasi karya Dian
Ada yang spesial di ulang tahun kali ini. Ini ulang tahun pertama saya tinggal jauh dari orang tua. Kalo ulang tahun-ulang tahun sbelumnya setiap pagi saya sudah dmasakin mie, maka kali ini saya harus masak sendiri. T-T

Well, enough about that, now we come to the present time..
Kue dari Dian dan Mba Novita (dilengkapi dengan hadiah-hadiah lain, bisa dliat d atas)
Kue (atau lebih tepatnya roti) dari Pamela
Cokelat dengan cap bibir dari Dias
Makasih ya teman-teman, udah bikin ulang tahun saya meriah. Maaph juga yang ada fotonya cuma Dian dan Mba Novi. Nanti kita foto aja ya.. :p

Makasih plus-plus buat Dian yang udag ngeditin fotony. hehehe..
Love you all..

Caressed by Ice by Nalini Singh



Prologue :

Arrows
Mercury was a cult. That was ahat everyone said at the start. The Psy laughed at Catherine and Arif Adelaja’s claims of being able to free their people from insanity and murderous fury. To be Psy was to court the edges of madness. It was accepted. It was accepted. There were no cure.

But then Mercury produced two graduates of their early version of the Silence Protocol – the Adelajas’ owntwin sons. Tenjadi and Naeem Adelaja were as cool as ice, their emotions holding nothing of anger or madness ... for a while. The experiment eventually failde. The dark side of emotion rushed back into the Adelaja twins in an avalance, and, sixteen years after being heralded as the harbringers of a new future, they committed suicide. Tenjadi, the strong one, killed Naeem the himself. There was no doubt that it had been a mutual desicion. They leaft a note.

‘We are an abomination, a plaguq that will kill our people from within. Silence must never take root, must nevel infiltrate the PsyNet. Forgive us.’

Their words were never heard, their terror never understood. Found by acolytes of Mercury, thy were buries in a hidden grave, their deaths termed an accident. By then, Mercury had begun training a second generation, improving their technique, refining the tools with which to exise unwanted emotion from the heart and madness from the soul.

The most important change was the quietest – this time, they had the cautious support of the leasders of their people, the Psy Council. But they also needed support of another kind, the kind that would catch any other lapses and mistake before they made it to the public domain ... and to the ears of the still skeptical Council. If the Councilors had found out about the continuing deaths, they would have pulled back. And the Adelajas could not bear the thought of their vision being consigned to the trash heap of history. Because, though shattered by the deaths of their twin sons, Catherine and Arif never lost faith in Silence. Neither did their eldest son – Zaid.

Zaid was a cardinal telepath with a furious ability in mental combat. He, too, had trained under Silence, but as a young adult, not a child. Still, he believed. The Protocol had given him peace from the demons of his mind and he wanted to spread that gift of peace, to quiet the torment of his people. So he begas cleaning up the mistakes, wiping away those who broke under the experimental versions of Silence, burying their lives as efficiently as he buried their bodies.

Catherine called him her Martial Arrow.

Soon, Zaid recruited others like him. Others who believed. The were loners, unknown shadows, darker than the darkness, men and women whose sole aim was to eliminate anything that might threaten the successful realization of Catherine and Arif’s lifelong dream.

Time passes. Years. Decades. Zaid Adelaja was washed from this Earth, but the torch of the Arrows continued to be handed from one acolyte to the next ... until there was no more Mercury and the long-dead Adelajas were being hailed as visionaries.

The Silence Protocol was implemented in the year 1979. The Psy Council was unanimous in its vote, the masses divided, but the majority in favor. Their people were killing each other and themselves with rage and inhumanuty unseen in any of the other races. Silence seemed their only hope, their only solution for lasting peace. But would they have taken that step had they read Tendaji and Naeem’s last words? There is no one left who can answer that questiong.

Summary :
As an Arrow, an elite soldier in the Psy Council ranks, Judd Lauren was forced to do terrible things in the name of his people. Now he is a defector, and his dark abilities have made him the most deadly of assassins - cold, pitiless, unfeeling. Until he meets Brenna...

Brenna Shane Kincaid was an innocent before she was abducted - and had her mind violated - by a serial killer. Her sense of evil runs so deep, she fears she could become a killer herself. Then the first dead body is found, victim of a familiar madness. Judd is her only hope, yet her sensual changeling side rebels against the inhuman chill of his personality, even as desire explodes between them. Shocking and raw, their passion is a danger that threatens not only their hearts, but their very lives...


Buku ketiga dari seri Psy-Changeling in bercerita tentang Judd Lauren, anggota Arrow (pasukan khusus Psy) yang memutuskan untuk keluar dari PsyNet bersama kakaknya, Walker, dan keponakan-keponakannya, Siena, Toby, Marlee, ketika Psy Council mengeluarkan perintah rehabilitasi untuk mereka. Mereka menuju teritori SnowDancer, kawanan Changeling serigala yang bersekutu dengan DarkRiver (pada buku pertama) dengan harapan mereka tidak akan mebunuh Toby and Marlee karena mereka masih kecil (para Changeling selalu melindungi anak-anak), sedangkan Siena memilih ikut meskipun belum tau apakah dia akan diselamatkan atau dibunuh. Tetapi Hawke (alfa dari SnowDancer) memutuskan untuk membiarkan mereka tetap hidup asalkan mereka keluar dari PsyNet.

Brenna adalah satu-satunya korban selamat dari pembunuh berantai yang terjadi pada buku pertama. Dia selamat, tapi berubah. Merasa takut dengan perubahan-perubahan yang dia alami, dia pun berkonsultasi dengan Judd. Mereka semakin dekat meskipun Judd merasa dirinya sangat buruk bagi Brenna. Dia tahu dia dapat membunuh banyak orang hanya karena kehilangan kontrol atas emosinya, seperti yang telah dia lakukan pada umur sepuluh tahun.

Pergulatan emosi antara Brenna dan Judd hampir mendominasi seluruh buku. Di buku ini muncul Psy pemberontak bernama Ghost yang masih terhubung dengan PsyNet dan bekerja sama dengan Judd. Penculikan Brenna terungkap ketika salah seorang SnowDancer mencoba membunuhnya. Brenna mengingat kembali saat penculikannya. Ternyata Dieter, prajurit SnowDancer, menawarkan tumpangan padanya, lalu membiusnya dan menyerahkannya pada Santano Enrique, Councilor sekaligus pembunuh berantai di buku pertama. Diceritakan juga bagaimana Judd membantu menghidupkan kembali Andrew, kakak Brenna, yang tertembak dengan menggunakan kekuatannya.

Judd akhirnya memutuskan untuk menghapuskan Silence dari dirinya karena Brenna yang seorang Changeling sangat membutuhkan sentuhan, sedangakan Judd akan menderita, bahkan bisa saja mati bila dia terus menyentuh Brenna saat masih Silence. 

Jumat, 23 Agustus 2013

Telepone

Membaca namamu di layar handphoneku, hatiku berdetak tak menentu.
Mendengar suaramu di ujung sana, mulutku bergerak sendiri membentuk senyuman.
Satu menit tujuh belas detik itu cukup untuk membuat hatiku berbunga-bunga.
Apakah kau merasakan hal yang sama denganku?
Kuharap jawabannya iya..

Visions of Heat by Nalini Singh


Summary :
Used to cold silence, Faith NightStar is suddenly being tormented by dark visions of blood and murder. A bad sign for anyone, but worse for Faith, an F-Psy with the highly sought after ability to predict the future. Then the visions show her something even more dangerous-aching need...exquisite pleasure. But so powerful is her sight, so fragile the state of her mind, that the very emotions she yearns to embrace could be the end of her.

Changeling Vaughn D'Angelo can take either man or jaguar form, but it is his animal side that is overwhelmingly drawn to Faith. The jaguar's instinct is to claim this woman it finds so utterly fascinating and the man has no argument. But while Vaughn craves sensation and hungers to pleasure Faith in every way, desire is a danger that could snap the last threads of her sanity. And there are Psy who need Faith's sight for their own purposes. They must keep her silenced-and keep her from Vaughn...


Visions of Heat merupakan buku kedua dari seri Psy Changeling..
Cerita di mulai dengan 'penglihatan' yang sangat mengganggu Psy bernama Faith. Faith yang biasanya hanya melihat perkiraan tentang bisnis tidak siap ketika dihadapkan pada kabut hitam yang terus mengejarnya. Segalanya terasa tidak masuk akal sampai diketahui bahwa adiknya yang bernama Marine telah dibunuh. Bertekad untuk menghentikan pelaku yang menjadi sumber dari penglihatan dan pembunuh adiknya, Faith keluar dari dalam rumah tempat dia hidup sejak usia 3 tahun menuju teritori DarkRiver.

Vaughn merasa tertarik pada rumah Psy yang berada di dekat Tahoe yang dijaga ketat, baik oleh pengawal maupun sensor. Vaughn sedang mengawasi rumah itu ketika melihat seorang wanita keluar dan berjalan semakin dalam ke teritori DarkRiver. Tidak bisa membiarkan orang luar masuk begitu saja, Vaughn berubah menjadi jaguar dan menghadang Faith di jalan.

Cerita semakin seru ketika Vaughn harus bersabar karena Faith tidak tahan terhadap sentuhan. Sentuhan yang terlalu banyak akan membuatnya pingsan. Meskipun begitu, dengan sabar Vaughn terus menyentuh Faith sehingga Faith menjadi sedikit lebih kebal. Pergulatan batin Faith untuk memilih antara jaguar yang telah mengajarinya banyak hal dengan Psy yang merupakan ras dan keluarganya sejak dulu menjadi titik pusat dari buku ini.

Akhirnya Faith memilih untuk bersama dengan Vaughn dan memutuskan hubungannya ke PsyNet. Lalu mereka berdua dengan dibantu Sasha (buku pertama), Lucas (buku pertama), dan Judd (Psy yang berhasil keluar dari PsyNet - sedikit disinggung di buku pertama, tetapi menjadi tokoh utama di buku ketiga) berhasil menangkap si pelaku.

Di akhir cerita, diceritakan bagaimana Anthony Kyriakus meminta Faith untuk meneruskan pekerjaannya melihat perkiraan untuk bisnis. Ketika Vaughn menanyakan mengapa Anthony tidak keluar dari PsyNet, Anthony menjawab bila semua yang kuat memutuskan untuk keluar, maka Psy Council akan menjadi semena-mena, yang membawa Faith mengambil kesimpulan bahwa mungkin ayahnya tidak seburuk yang selama ini dia perkirakan..

Selasa, 20 Agustus 2013

Move on

Aku ga tau apa ini baik atau buruk..
Aku juga ga tau apa yang bakalan terjadi nanti..
Yang aku tau cuma udah saatnya aku berhenti berharap tentang kamu..
Bukan karena aku telah bertemu dengan orang lain..
Bukan karena aku telah berhenti memikirkanmu..
Tapi karena kamu sudah melupakanku..
Mungkin akan sulit, atau bahkan mustahil..
Tapi setidaknya aku sudah mengakui bahwa kamu mungkin memang bukan jodohku..


*from my heart for you

Senin, 19 Agustus 2013

Way Back Into Love by Hugh Grant and Drew Barrymore

I've been living with a shadow overhead,
I've been sleeping with a cloud above my bed,
I've been lonely for so long,
Trapped in the past,
I just can't seem to move on!

I've been hiding all my hopes and dreams away,
Just in case I ever need 'em again someday,
I've been setting aside time,
To clear a little space in the corners of my mind!

All I wanna do is find a way back into love.
I can't make it through without a way back into love.
Ooo hooow

I've been watching but the stars refuse to shine,
I've been searching but I just don't see the signs,
I know that it's out there,
There's gotta be something for my soul somewhere!

I've been looking for someone to she'd some light,
Not somebody just to get me through the night,
I could use some direction,
And I'm open to your suggestions.

All I wanna do is find a way back into love.
I can't make it through without a way back into love.
And if I open my heart again,
I guess I'm hoping you'll be there for me in the end!

There are moments when I don't know if it's real
Or if anybody feels the way I feel
I need inspiration
Not just another negotiation

All I wanna do is find a way back into love,
I can't make it through without a way back into love,
And if I open my heart to you,
I'm hoping you'll show me what to do,
And if you help me to start again,
You know that I'll be there for you in the end!


Another beautiful song.. I love it..

Jumat, 16 Agustus 2013

The Prince and Me

Waktu ga ada kerjaan, iseng" aku buka lagi kumpulan DVD yang udah aku beli tapi blom aku tontonin. Akhirnya aku pilih Chick Flick Collections, yang didalamnya ada The Prince and Me, The Prince and Me II, dan Material Girls..
Film pertama yang aku tonton adalah The Prince and Me..

Bercerita tentang seorang Pangeran Denmark bernama Edvard dan seorang mahasiswi kedokteran bernama Paige.

Mereka bertemu di universitas dan menjalin cinta. Kisah cinta mereka terganggu ketika Paige mengetahui bahwa Eddie adalah Pangeran Denmark dari wartawan yang mengejar-ngejar mereka di perpustakaan dan Edvard harus kembali ke Denmark, karena sang Raja menderita sakit keras. Akhirnya Paige memutuskan untuk menyusul Edvard ke Denmark dan meneruskan kisah cinta mereka.


Ketika Paige menyadari bahwa dia harus meninggalkan mimpinya untuk menjadi dokter, dia memutuskan untuk kembali ke Amerika. Pada waktu kelulusannya, Edvard datang dan berjanji akan menunggu sampai dia menjadi dokter..

Aku suka ketika Eddie mengajak Paige pergi ke pesta dan ditolak. Hahaha..

Tapi, biar bagaimanapun, Luke Malby tampil menawan di film ini..